Inhaler adalah suatu alat untuk
penggunaan obat secara inhalasi. Inhalasi menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
(FI IV) adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk
memperoleh efek lokal atau sistemik. Umumnya inhaler ditujukan untuk penggunaan
obat asma atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), karena dengan cara
ini obat dapat langsung masuk ke paru-paru sehingga dapat bekerja lebih cepat
untuk mengatasi serangan asma dan efek sampingnya lebih minimal.
Berdasarkan bentuk obat yang
dibawanya, inhaler dibedakan menjadi 3 macam, yaitu aerosol inhaler, dry powder
inhaler, dan nebuliser.
Aerosol Inhaler
Zat aktifnya dalam bentuk aerosol
yang tersuspensi dalam propelan, yaitu suatu gas inert bertekanan yang
berfungsi sebagai pendorong. Pada saat alat ditekan, maka propelan akan
mendorong beberapa dosis obat dalam satu hembusan, bersamaan dengan itu
pengguna harus menarik napas dalam agar obat terbawa masuk ke dalam saluran
pernapasan. Jenis alat untuk aerosol inhaler ada beberapa macam, yaitu:
·
MDI (Metered dose inhaler)
Standard MDI’s : ketika alat
ditekan, propelan akan mendorong beberapa dosis obat, dan secara bersamaan
dengan itu pengguna harus menarik napas dalam agar obat terbawa masuk ke dalam
saluran pernapasan. Butuh koordinasi yang baik antara menekan alat dan menarik
napas.
Breathe activated MDI’s : alat
dimasukkan ke dalam mulut, dan dosis obat akan lepas bersamaan dengan saat
bernapas, sehingga tidak perlu ada kordinasi.
Cara penggunaannya yaitu:
1. Kocok
tabung inhaler (3-4 kali).
2. Buka
tutupnya.
3. Bernapaslah
di luar alat.
4. Masukkan
alat ke dalam mulut, dan kunci diantara gigi, tutup mulut rapat-rapat.
5. Mulailah
bernapas dengan perlahan, tekan bagian atas alat dan tetap bernapas perlahan
sampai satu tarikan penuh.
6. Keluarkan
alat dari mulut, tahan napas selama 10 detik sebelum membuang napas.
7. Jika
butuh lebih dari satu puff, tunggu dulu selama kurang lebih 1 menit, kemudian
kocok lagi tabung inhaler dan ulangi langkah 3-6.
8. Setelah
selesai, cuci muka dan berkumur dengan air jika menggunakan inhaler yang
mengandung kortikosteroid.
·
Spacer
Ada ruangan antara mulut dan
inhaler, dan pada bagian mulut ada katup, saat menarik napas, katup terbuka dan
dosis obat akan masuk, katup tertutup secara otomatis saat menghembuskan napas.
Lebih mudah, dan tidak perlu koordinasi, biasanya digunakan untuk anak-anak
atau bayi.
Cara penggunaannya yaitu:
1.
Buka tutupnya, kemudian kocok tabung
inhaler (3-4 kali).
2.
Pasang tabung pada spacer, di bagian yang
berlawanan dengan masker.
3.
Pasang masker menutupi mulut dan hidung,
pastikan tertutup dengan baik.
4.
Semprotkan 1 puff obat ke dalam spacer, biarkan
sampai 6 tarikan napas
5.
Tunggu selama satu menit.
6.
Ulangi lagi langkah 4-5 jika dibutuhkan lebih
dari 1 puff.
7.
Setelah selesai, cuci muka dan berkumur dengan
air jika menggunakan inhaler yang mengandung kortikosteroid.
Dry Powder Inhaler
Zat aktifnya dalam bentuk serbuk
kering yang akan tertarik masuk ke paru-paru saat menarik napas. Pada inhaler
jenis ini tidak terdapat propelan untuk mendorong obat masuk ke dalam saluran
napas. Biasanya dosisnya lebih kecil, dan ada indikator untuk menunjukkan
berapa dosis yang tersisa. Alatnya ada beberapa macam yaitu Turbohaler,
Diskhaler, dan Accuhaler, tergantung dari industri farmasi yang memproduksinya.
Untuk turbohaler, penggunaannya
adalah sebagai berikut:
1. Buka
tutupnya, pegang turbohaler dalam posisi berdiri.
2. Putar
sejauh mungkin bagian pegangan yang berwarna, kemudian putar balik sampai
terdengar bunyi klik.
3. Bernapaslah
di luar alat.
4. Masukkan
alat ke dalam mulut, dan kunci diantara gigi, tutup mulut rapat-rapat. Tarik
napas dengan kuat dan dalam lewat mulut.
5. Keluarkan
alat dari mulut sebelum membuang napas.
6. Selalu
cek strip indikatornya, untuk mengetahui berapa dosis yang tersisa.
7. Setelah
selesai, cuci muka dan berkumur dengan air jika menggunakan inhaler yang
mengandung kortikosteroid.
Nebuliser
Zat aktifnya dalam bentuk uap,
pada penggunaannya perlu menggunakan masker atau mouthpiece untuk menghirup uap
obat. Tidak dibutuhkan koordinasi pada penggunaan inhaler jenis ini, hanya
perlu bernapas seperti biasa dan uap akan terhirup bersama tarikan napas.
Nebuliser biasanya digunakan di rumah sakit untuk penanganan serangan asma yang
membutuhkan inhalasi dosis besar, tetapi sekarang sudah jarang digunakan karena
inhalasi dosis besar dapat dilakukan dengan spacer.
0 komentar:
Posting Komentar