Minggu, 01 Februari 2015

Hidrocepalus



Hidrocepalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan cerebro spinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi ventrikal serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinal dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam cranium. Secara tipikal, ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, atrofi otak, deteriorasi mental, dan kejang – kejang.
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
Etiologi
Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khusunya pusat – pusat syaraf yang vital. Menurut lembaga nasional instutite of neurological disorders and stroke (NIDS), gangguan, aliran cairan otak ada 3 jenis yaitu :
·         Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi. Contoh : tumor otak yang terdapat di dalam ventrikal akan menyumbat aluran cairan otak.
·         Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan itu bertambah banyak. Contoh : tumor ganas di sel –sel yang memproduksi cairan otak.
·         Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat pula. Misalnya : bila ada cairan nanah (meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah  (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimabangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan ventrikel – ventrikel tersebut melebar, kemudian menenkan jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan memungkinkan kepla bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidrocepalus.
Proses terjadinya hidrosefalus dapat dikelompokkan sebagai berikut:
·         Kelainan kongenital.
1.       Stenosis akuaduktus sylvii.
2.        Anomali pembuluh darah.
3.       Spino bifida dan kranium bifidi.
4.       Sindrom Dandy-walker

·         Infeksi.
Infeksi mengakibatkan perlekatan meningen (selaput otak) sehingga terjadi obliterasi ruang subarakhnoid, misalnya meningitis.
Infeksi lain yang menyebabkan hidrosefalus yaitu:
1.       TORCH.
2.       Kista-kista parasit.
3.       Lues kongenital.

·         Trauma.
Seperti pada pembedahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan fibrosis epto meningen pada daerah basal otak, disamping organisasi darah itu sendiri yang mengakibatkan terjadinya sumbatan yang mengganggu aliran CSS.
·         Neoplasma.
Terjadinya hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain:
1.       Tumor ventrikel III.
2.       Tumor fossa posterior.
3.       Pailloma pleksus khoroideus.
4.       Leukemia, limfoma.

·         Degeneratif.
Histositosis X, inkontinentia pigmenti dan penyakit krabbe.
·         Gangguan vaskuler.
1.       Dilatasi sinus dural.
2.       Trombosis sinus venosus.
3.       Malformasi V. Galeni.
4.       Ekstaksi A. Basilaris.
5.       Arterio venosus malformasi.
Tanda Dan Gejala
·         Pembesaran kepala.
·         Tekanan intra kranial meningkat dengan gejala: muntah, nyeri kepala, oedema papil.
·         Bola mata terdorong ke bawah oleh tekana dan penipisan tulang supraorbital.
·         Gangguan keasadaran, kejang.
·         Gangguan sensorik.
·         Penurunan dan hilangnya kemampuan aktivitas.
·         Perubahan pupil dilatasi.
·         Gangguan penglihatan (diplobia, kabur, visus menurun).
Komplikasi
Hidrocepalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hidrocepalus akan menimbulkan komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain ialah :
·         Ubun- ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
·         Pembuluh darah di kulit kepala makin jelas
·         Gangguan sensorik motoric
·         Gangguan penglihatn (buta)
·         Gerakan bola mata terganggu (juling)
·         Terjadi penurunan aktifitas mental yang progresif
·         Bayi rewel, kejang, muntah – muntah, panas yang sulit dikendalikan
·         Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
Penanganan
NINDS menyebutkan bahwa kategori penganganan hidrocepalus adalah “life saving and life sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosi dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara lain adalah :
·         Pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur. Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hidricepalus.
·         Foto polos kepala dan disusul dengan pemeriksaan ultrasonografi. Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan pemriksaan tambahan mulai dari yang sederhana
·         Pememriksaan dengan senografi. Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang dari 2 cm, maka nilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.
Pemeriksaan computerized tomography scan (CT scan) atau magnetic resonance imaging (MRI). Digunakan untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab hidrocepalus, misalnya struktur anatomi otak, dan penyebab hidrocepalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan strategi penanganan hidrocepalus

0 komentar:

Posting Komentar