Jumat, 30 Januari 2015

Anemia



Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit) dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada dibawah nilai normal (kurang darah). Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi mengikat oksigen. Jika seseorang kekurangan sel darah merah, atau hemoglobin yang normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya timbullah gejala anemia.
Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen.
Dalam masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah, sedangkan anemia adalah kurangnya sel darah merah atau hemoglobin seperti telah disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelas disini karena saya masih sering menemukan pasien yang salah dalam mengartikan Anemia (kurang darah).
Penyebab Anemia
Ada ber macam macam Penyebab Anemia sesuai dengan jenis anemianya dan terdapat lebih dari 400 jenis anemia, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok:
·         Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah
Sel darah merah dapat hilang ketika seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb. Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan oleh :
1.       Penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker (Baca: BAB Berdarah)
2.       Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna.
3.       Menstruasi dan melahirkan pada wanita, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan

·         Anemia yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah merah
Anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal.
Penyebab anemia jenis ini biasanya terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain :
1.       Anemia sel sabit
2.       Anemia defisiensi besi
3.       Kekurangan vitamin B12, Asam Folat
4.       Masalah Sumsum tulang dan stem cell
5.       Kondisi kesehatan lain

·         Anemia yang disebabkan oleh kerusakan sel darah merah
Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab anemia hemolitik yang telah diketahui antara lain:
1.       Kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sel sabit dan talasemia
2.       Stres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu
3.       Racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal
4.       Serangan yang tidak tepat oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu terjadi pada janin yang dikandung wanita hamil)
5.       Cangkok vaskular, katup jantung prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat, dan gangguan pembekuan darah.
6.       Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel darah merah dan menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis.
             Faktor Risiko Anemia
Berbeda dengan penyebab anemia, fakor risiko berikut ini meningkatkan peluang seseorang untuk terkena anemia.
·         Kekurangan Vitamin.
·         Kekurangan zat besi, vitamin B-12 dan asam folat meningkatkan resiko anemia.
·         Gangguan usus.
·         Gangguan usus akan mengganggu penyerapan nutrisi – seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac akibatnya dapat meningkatkan risiko anemia.
·         Menstruasi.
·         Wanita yang masIh memiliki menstruasi risiko anemia nya lebih besar daripada laki-laki dan wanita pascamenopause. Karena menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah
·         Kehamilan. Ibu hamil memiliki risiko anemia kekurangan zat besi karena zat besi harus melayani peningkatan volume darah serta pembentukan hemoglobin janin.
Ciri-ciri atau Gejala Anemia ( Kurang Darah )
Seseorang yang mengalami anemia bisanya memiliki ciri-ciri sering terlihat sangat pucat dan mungkin juga mengalami gejala anemia yang lain, seperti :
·         Kelelahan
·         Lemah dan cepat capek
·         Mudah mengantuk
·         Sakit Kepala
·         Tangan dan kaki dingin
·         Pingsan
·         Pusing, terutama ketika orang tersebut berdiri
·         Sesak napas, terutama pada saat beraktivitas
·         Detak jantung cepat atau jantung berdebar, terutama pada saat beraktivitas.
·         Nyeri dada
·         Penurunan konsentrasi dan daya ingat

Namun, gejala anemia terkadang tidak jelas, terutama pada orang muda atau secara fisik terlihat sehat, padahal tingkat hemoglobin bisa jatuh secara signifikan tanpa menunjukkan gejala anemia sama sekali. Dalam kasus lain, gejala anemia dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa bulan atau tahun.

0 komentar:

Posting Komentar