Secara normal ginjal kita selalu
melakukan pekerjaannya dengan sempurna, yaitu menyaring darah dari
limbah-limbah metabolisme. Namun, terkadang ginjal gagal melakukan pekerjaannya
itu, maka kondisi ini disebut gagal ginjal, sebagai akibatnya zat-zat yang
berbahaya ini menumpuk dalam tubuh sehingga akan menimbulkan berbagai gejala
gagal ginjal yang berbahaya.
Tanpa pengobatan atau penanganan
yang tepat, gagal ginjal akan mengakibatkan penumpukan racun, cairan ekstra dan
mineral berbahaya dalam darah yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian.
Informasi berikut ini akan membahas pertanyaan-pertanyaan paling umum tentang
gagal ginjal, yakni mengenai apa itu gagal ginjal, jenis, penyebab, gejala, dan
pengobatannya.
Fungsi Ginjal Secara Normal
Ginjal merupakan sepasang organ
yang berbentuk seperti kacang, masing-masing berukuran sekira kepalan tangan,
yang terletak di bagian belakang perut bagian atas di kedua sisi tulang
belakang. Secara normal fungsi ginjal adalah membersihkan darah dari produk
limbah dan membuangnya ke urine. Ginjal juga berfungsi menyeimbangkan
unsur-unsur mineral penting, seperti natrium dan kalium, serta memproduksi
hormon yang diperlukan untuk mengatur tekanan darah dan produksi sel darah
merah.
Gejala Gagal Ginjal
Gejala gagal ginjal akan
bervariasi tergantung pada tingkat keparahan (stadium), progresifitas dan
penyebabnya. Gejala gagal ginjal akut diantaranya retensi cairan, perdarahan
internal, kebingungan, kejang dan koma. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
seseorang mungkin tidak memiliki gejala apapun sampai fungsi ginjal menurun
hingga tinggal 20 persennya atau kurang. Pada kondisi ini, berbagai gejala atau
tanda berikut mungkin muncul, seperti : tes urin yang abnormal, tekanan darah
tinggi, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, rasa logam
pada lidah, anemia, sesak napas, nyeri dada, kebingungan, koma, kejang, sakit
kepala, mati rasa dan kesemutan, mudah memar, gatal-gatal, lemah, penurunan
output urine, otot berkedut dan kram, tulang kropos, perdarahan di saluran
usus, kulit berwarna kuning kecoklatan, kelebihan cairan dan gangguan tidur.
Cara Mendiagnosis
Untuk mendiagnosis gagal ginjal,
selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga memerlukan pemeriksaan
penunjang laboratorium untuk mengkonfirmasi kecurigaan yang didapat. Tes darah
yang paling umum digunakan yaitu tes kadar kreatinin. Kreatinin adalah molekul
normal yang ditemukan pada otot. Ginjal, ketika berfungsi normal, harus
menghapus kreatinin dari darah dan membuangnya ke urin. Namun, ketika pasien
mengalami gagal ginjal pada tingkat tertentu, maka akan memiliki peningkatan
serum kreatinin atau dengan kata lain kreatinin menumpuk dalam darah. Hal ini
sering menjadi tanda pertama dari gagal ginjal dan dapat terjadi bahkan sebelum
pasien merasa sakit.
Pengobatan Gagal Ginjal
·
Pengobatan
Gagal Ginjal Akut
Sebagian besar, ginjal akan
kembali pulih setidaknya sebagian dari fungsinya jika penyebab yang mendasari
telah diatasi. Dalam beberapa kasus, gagal ginjal akut terjadi begitu parah
sehingga dialisis (cuci darah) dengan mesin ginjal buatan diperlukan.
·
Pengobatan
Gagal Ginjal Kronis (CRF /GGK)
Seperti pada GGA, penyakit yang
mendasarinya harus diatasi. Jika hipertensi, maka pasien harus rajin minum obat
antihipertensi dan pada pasien diabetes harus selalu mengontrol gula darah nya.
Untungnya, ginjal memiliki kemampuan kompensasi yang besar. Bahkan ketika
pasien yang telah kehilangan fungsi ginjalnya hingga 80 persen, namun tidak
memerlukan terapi karena sejumlah kecil sisa ginjal sudah cukup untuk
membersihkan tubuh dari limbah.
Namun, pada pasien dengan gagal
ginjal yang begitu parah, maka untuk bertahan hidup ada dua pilihan: dialisis
dan transplantasi. Dialisis dapat dilakukan dalam satu dari dua cara – baik
oleh hemodialisis (HD) atau dialisis peritoneal (PD). HD mensyaratkan bahwa
pasien harus tersambung ke mesin dialisis di rumah atau di pusat dialisis,
biasanya tiga kali per minggu.
Transplantasi ginjal telah menjadi pengobatan
terbaik bagi banyak pasien dengan gagal ginjal stadium akhir. Kebanyakan pusat
telah mencapai tingkat keberhasilan yang sangat tinggi karena perkembangan obat
imunosupresan selama 5 sampai 10 tahun yang lebih spesifik dan kurang toksik.
Sayangnya, keberhasilan transplantasi telah menyebabkan waktu tunggu yang
panjang karena penyediaan organ yang tidak mudah dan kebanyakan pasien tetap
pada dialisis selama bertahun-tahun sampai organ ginjal untuknya tersedia.
0 komentar:
Posting Komentar